Aceh Utara, – Petani di Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, khususnya dari Desa Krueng Lingka Barat, mengeluhkan lonjakan harga pupuk subsidi yang kini mencapai Rp160 ribu per sak. Angka ini jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp115 ribu per sak.
Herdi, salah satu petani setempat, menyebutkan bahwa kelangkaan pupuk menjadi alasan utama kenaikan harga tersebut.
“Awalnya kami cari pupuk di kios resmi dengan RD KK, katanya habis. Jadi, kami terpaksa beli di kios lain dengan harga Rp160 ribu per sak,” ungkapnya.(Jumat, 10/01/2025).
Namun, setelah isu ini menjadi pembicaraan hangat di desa, kios resmi akhirnya kembali menyediakan pupuk.
“Meski sudah ada di kios resmi, harganya tetap sama, Rp160 ribu per sak. Jadi, kami tetap terbebani,” tambah Herdi.
Keluhan serupa juga disampaikan Sulaiman (50), petani lainnya, yang menilai lemahnya pengawasan distribusi pupuk subsidi sebagai penyebab utama masalah ini.
“Pemerintah harus segera bertindak. Kalau tidak, petani bisa gagal panen karena tidak mampu membeli pupuk,” katanya.
Kondisi ini memicu kekhawatiran para petani karena pupuk subsidi merupakan komponen vital dalam meningkatkan produktivitas lahan. Jika terus dibiarkan, lonjakan harga ini dapat mengancam keberlanjutan sektor pertanian di wilayah tersebut.
Petani berharap pemerintah dan pihak terkait segera melakukan penertiban dan memastikan distribusi pupuk sesuai dengan aturan, agar mereka dapat terus menggarap lahan tanpa beban biaya yang semakin mencekik.
Sementara itu Aziz Selaku Kepegawaian PT PIM mengungkapkan, jika memang mereka terbukti salah maka akan ditindaklanjuti dan dicabut surat Izin.
“Kalau mereka terbukti salah maka akan ditindaki dan di cabut surat izin”, ujarnya lewat media sosialnya (whatsaap) kepada awak media ini.
Selain itu, Koordinator atau pembantu kelancaran Pupuk wilayah Baktiya kabupaten Aceh Utara yang akab di panggil “Bang Wan” menyatakan, dirinya hanya penyambung lisan bagi siapa yang membutuhkan dan dugaan setiap kios Pupuk dijual diatas Het di wilayah Baktiya.
“Saya bukan koordinator bang, saya hanya penyambung atau pembantu peringanan masalah saja, dan mereka para pedagang kios Pupuk, kami sedang adakan Rapat, ujarnya.(*)
Leave a Reply